Wednesday, April 18, 2018

Parma: Bangkrut, Terusir ke Serie D, Bangkit, Kini Segera Promo ke Serie A


Ini, boleh jadi, sebuah cerita epik lain dari Negeri Spaghetti. Cerita tentang Parma Calcio 1913, nama baru AC Parma, klub yang bangkrut pada 2014, harus terusir ke Serie D musim 2015, kini bangkit dan segera kembali ke habitatnya: Serie A.

Selasa (17/4) di Stadion Cino El Lillo del Duca, Parma menang lagi, menggilas tuan rumah Ascoli 1-0 via gol tunggal Emanuele Calaio menit ke-2. Ini kemenangan berarti, yang membawa skuad asuhan Roberto D’Aversa ke posisi kedua klasemen sementara Serie B.

Poin Parma hingga pekan ke-36 ini jadi 60, di atas Palermo, Frosinone, Bari dan Perugia. Puncak klasemen Serie B saat ini dihuni Empoli--- yang musim lalu degradasi dari Serie A, dengan 70 angka.



Apa yang menarik? Ini dia: Parma makin dekat kembali promosi ke Serie A, habitat mereka setelah terusir hingga ke Serie D tiga tahun silam, musim 2015.

Serie B Italia seluruhnya diikuti 22 kontestan. Dua tim teratas otomatis mendapat tiket promosi langsung ke Serie A. Satu tiket promosi lain diambil dari play-off, yang diikuti enam tim dari peringkat ke-3 hingga 8.

Masih ada enam laga sisa lagi dan masih terbuka kemungkinan terjadinya pergeseran posisi dalam klasemen Serie B. Tapi, performa Parma yang ciamik— belum terkalahkan dalam enam laga terakhir mereka, membuat mereka kian dekat kembali ke Serie A.

Seandainya Parma kembali ke Serie A, saya bilang ini adalah catatan epik mereka sejak terusir ke Serie D musim 2015 lalu. Artinya, hanya dalam interval tiga tahun, anak-anak Parma melangkah tegar ke Serie A dengan melewati tiga jenjang secara beruntun.

Sekilas, saya coba merunut lagi kisah kelam mereka.

Pada 2014, ketika dilatih Roberto Donadoni, Parma dinyatakan bangkrut setelah sang pemilik, pengusaha Calisto Tanzi— pendiri Parmalat, sponsor utama AC Parma, meninggalkan utang sampai 218 juta Euro.

Pengadilan Italia memutuskan Parma harus bermain di Serie D, kasta keempat di Italia. Tanzi sendiri, karena kelalaiannya untuk sejumlah urusan keuangan, kemudian dipenjara 18 tahun.

Musim 2015, dengan nama baru Parma Calcio 1913 dan back-up financial dari Raja Pasta Guido Barilla serta dan Presiden klub Nevio Scala, mereka memulai petualangan di Serie D dengan pelatih Luigi Apolloni.

Serie D adalah level amatir, dan Parma ‘berkuasa’, menjadi juara setelah mendapatkan 94 angka dari 38 laga dengan rekor 28 kemenangan beruntun. Dari sini, Parma promosi ke liga professional, Lega Pro, setara dengan Serie C.


Musim 2016-2017 ini, milyarder China, Jiang Lizhang – yang juga pemilik klub Granada Spanyol, menyuntikan dana dan ini lebih menggairahkan Parma. Dia lalu menunjuk Hernan Crespo sebagai Wakil Presiden klub.

Masuk pula pelatih Roberto D’Aversa, menggantikan kursi Apolloni. D’Aversa sukses membawa Parma menjadi runner-up Grup B Lega Pro (Serie C), di bawah Venezia yang ditukangi Pippo Inzaghi. Tiket promosi ke Serie B mereka dapatkan setelah mengalahkan Alessandria dalam play-off di stadion kebanggaan mereka, Artemio Franchi.

Dan kini, musim 2017-2018 di Serie B, Parma terus bersinar. Mereka sementara menghuni peringkat ke-2 klasemen sementara dan persentase potensi untuk promosi ke Serie A kian besar.


Ini benar-benar perjalanan yang epic yang dimunculkan Parma. Padahal, kalau melihat materi mereka, sebagian besar diisi pemain-pemain tua di atas 34 tahun. Misalnya Alessandro Lucarelli, 39 tahun; ada juga Emanuele Calaio, 35 tahun.

“Tapi mereka total, memberikan segala yang terbaik untuk tim. Terima kasih, saya bangga dengan pemain-pemain saya,” ujar D’Aversa, seperti dikutip Gazzette.

SUMBER

No comments:

Post a Comment