Wednesday, April 18, 2018

5 Alasan Cristiano Ronaldo Tidak Seharusnya Memiliki Haters



Bintang sepakbola asal Portugal, Cristiano Ronaldo saat ini mungkin memiliki pendapatan yang sangat banyak, apalagi jika berbicara dengan iklan-iklan promosi berbagai produk terkenal yang dibintanginya.

Namun, jika berbicara tentang kegiatan-kegiatan amal yang telah dilakukannya, CR7 patut mendapat ancungan jempol dari seluruh fans sepakbola di dunia.

Dilansir dari foottheball.com, Cristiano Ronaldo bahkan pernah didapuk sebagai Atlet Paling Derwaman di dunia pada 2015 lalu karena kegiatan-kegiatan amal yang dilakukan sang pemain.

Berikut INDOSPORT rangkum sebanyak 5 kisah mengharukan dari kegiatan amal yang pernah dilakukan oleh Ronaldo selama ini.

1. Sepatu Emas Ronaldo


Pada 2011 lalu, Real Madrid hanya finish di urutan kedua La Liga Spanyol dan kalah di semifinal Liga Champions di bawah asuhan Jose Mourinho. Namun, Ronaldo tetap mendapat penghargaaan Sepatu Emas setelah mencetak 40 gol di musim 2010/11.

Dia tadinya memilih untuk menyimpan penghargaan ini dalam lemari trofi di rumahnya, namun kemudian sang bintang memilih menjualnya untuk kegiatan amal.

Sepatu Emas itu terjual senilai 1,2 juta poundsterling atau sekitar Rp23,3 miliar dan semua hasil penjualan disumbangkan untuk membangun sekolah-sekolah untuk anak-anak korban perang Gaza.

2. Ballon d'Or Ronaldo


Superstar Real Madrid kembali membantu kegiatan-kegiatan amal mendapatkan dana. Dia menjual salah satu dari empat Ballon d'Or miliknya dengan harga sebesar 530 ribu poundsterling atau sekitar Rp10,3 miliar dalam sebuah lelang amal.

Sebuah lelang amal ini diadakan oleh sebuah kegiatan amal bernama Make-A-Wish, yang memiliki visi memberi harapan kepada anak-anak dengan kondisi medis parah dan hampir meninggal.

Ballon d'Or yang disumbangkan oleh Ronaldo adalah trofi yang dia dapatkan pada 2013 lalu dan dibeli oleh salah satu miliarder dari Israel.

3. Duta Besar Organisasi Amal


Ronaldo merupakan duta besar di tiga organisasi amal terbesar di dunia, seperti Save the Children, Unicef dan World Vision.

Dalam pidatonya saat menerima trofi Ballon d'Or 2014 lalu, Ronaldo berbicara tentang bertemu sekelompok anak-anak dengan penyakit akut, leukemia.

Dia juga mendonasikan uangnya dalam jumlah besar untuk organisasi amal Save the Children. Aksinya dalam video Ice Bucket Challenge pada 2014 lalu juga telah mengumpulkan uang jutaan pounds untuk disumbangkan ke yayasan-yayasan amal.

4. Bonus UEFA Team of the Year 2013


Hati emas yang dimiliki Ronaldo tidak perlu diragukan, dia bahkan selalu memberikan bonus yang dia dapatkan dari penghargaan-penghargaan yang dia dapat di setiap pertandingannya.

Seperti saat dia mendapatkan bonus sebesar 100 ribu euro setelah masuk dalam UEFA Team of the Year pada 2013 lalu.

Pada 2014, Ronaldo juga mendapat bonus senilai 450 ribu poundsterling dari Real Madrid setelah sukses memberi trofi Liga Champions ke-10 untuk klub. Bonus ini juga langsung disumbangkan ke tiga organisasi besar, Unicef, World Vision dan Save the Children.

5. Rajin Donor Darah



Tidak seperti rival abadinya, Lionel Messi dan para pesepakbola bintang lainnya, Ronaldo tidak memiliki satu pun tato di tubuhnya.

Dia memutuskan untuk tidak memasang tato pada tubuhnya karena dia seorang pendonor darah yang rutin, hal ini juga terus disuarakan olehnya kepada semua orang.

"Kita semua dapat membuat perbedaan dengan donor darah. Setiap donasi dapat berguna untuk tiga orang di situasi-situasi gawat darurat dan juga untuk hidup yang lebih sehat. Itulah kenapa saya sangat antusias," ucap Ronaldo pada 2015 lalu, dilansir dari foottheball.com.

Artikel Asli

Grafik Messi dan Ronaldo Bukti Siapa yang Pemalas dan Rajin


Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo mungkin harus selalu siap pasang telinga panas karena kerap dikomentari dan diberitakan bermacam-macam oleh para fans-nya. Sepertinya mereka memang tidak bisa lepas dari namanya rivalitas sampai kapanpun itu.

Memang keduanya sudah hampir satu dekade lebih memiliki panggungnya sendiri di dunia sepak bola, bisa dikatakan sepak bola dunia pasti akan melihat kedua pemain ini sebagai salah satu sebab mereka suka akan sepak bola.

Identik dengan persaingan membuat nama Messi dan Ronaldo selalu banyak diperbincangkan, apalagi soal raihan trofi mereka dengan klub belum lagi pencapaian gelar Ballon D'Or, bisa dilihat koleksi Ballon D'Or kedua pemain saat ini seimbang bahkan bisa dikatakan mereka sekarang berada pada posisi terbaiknya.

Secara usia memang keduanya tak muda lagi, Messi usia 30 tahun dan Cristiano Ronaldo saat ini berusia 33 tahun, maka secara garis besar saja usia mereka sudah tidak cukup untuk menghibur lagi untuk lima tahun kedepan.

Namun, taji mereka masih sangat baik untuk timnya masing-masing, misalnya saja Messi dan Ronaldo musim ini sama-sama memberikan kontribusi besar pada timnya, meski mereka kurang banyak bersaing di Liga Spanyol.

Dilansir dari Goal (17/4/2018) Jika Ronaldo panggungnya adalah Liga Champions maka Messi adalah La Liga untuk saat ini.

Soal ketajamannya? Messi saat ini top skor di La Liga sementara Cristiano Ronaldo adalah Top Skor di Liga Champions. Namun untuk melihat ruang geraknya anda pasti akan tercengang melihat statistik berikut ini:


Ada perbedaan peran memang bagi keduanya ketika usia mereka sudah menginjak kepala tiga, jika Messi lebih bermain ke belakang dan menjadi kreator serangan juga, dia pastinya akan lebih rajin bergerak dari tengah kedepan.

Namun, bagi Cristiano Ronaldo dia menjadi sosok pemain yang menunggu di depan gawang, pasalnya dia mengubah mindset soal pemain yang rajin membuka ruang bagi rekan-rekannya menjadi sosok pemain yang bertugas sebagai target man.

Jadi, sangat wajar andai saat ini Cristiano Ronaldo terlihat lebih jarang banyak bergerak (pemalas) karena perubahan perannya itu.


SUMBER

Parma: Bangkrut, Terusir ke Serie D, Bangkit, Kini Segera Promo ke Serie A


Ini, boleh jadi, sebuah cerita epik lain dari Negeri Spaghetti. Cerita tentang Parma Calcio 1913, nama baru AC Parma, klub yang bangkrut pada 2014, harus terusir ke Serie D musim 2015, kini bangkit dan segera kembali ke habitatnya: Serie A.

Selasa (17/4) di Stadion Cino El Lillo del Duca, Parma menang lagi, menggilas tuan rumah Ascoli 1-0 via gol tunggal Emanuele Calaio menit ke-2. Ini kemenangan berarti, yang membawa skuad asuhan Roberto D’Aversa ke posisi kedua klasemen sementara Serie B.

Poin Parma hingga pekan ke-36 ini jadi 60, di atas Palermo, Frosinone, Bari dan Perugia. Puncak klasemen Serie B saat ini dihuni Empoli--- yang musim lalu degradasi dari Serie A, dengan 70 angka.



Apa yang menarik? Ini dia: Parma makin dekat kembali promosi ke Serie A, habitat mereka setelah terusir hingga ke Serie D tiga tahun silam, musim 2015.

Serie B Italia seluruhnya diikuti 22 kontestan. Dua tim teratas otomatis mendapat tiket promosi langsung ke Serie A. Satu tiket promosi lain diambil dari play-off, yang diikuti enam tim dari peringkat ke-3 hingga 8.

Masih ada enam laga sisa lagi dan masih terbuka kemungkinan terjadinya pergeseran posisi dalam klasemen Serie B. Tapi, performa Parma yang ciamik— belum terkalahkan dalam enam laga terakhir mereka, membuat mereka kian dekat kembali ke Serie A.

Seandainya Parma kembali ke Serie A, saya bilang ini adalah catatan epik mereka sejak terusir ke Serie D musim 2015 lalu. Artinya, hanya dalam interval tiga tahun, anak-anak Parma melangkah tegar ke Serie A dengan melewati tiga jenjang secara beruntun.

Sekilas, saya coba merunut lagi kisah kelam mereka.

Pada 2014, ketika dilatih Roberto Donadoni, Parma dinyatakan bangkrut setelah sang pemilik, pengusaha Calisto Tanzi— pendiri Parmalat, sponsor utama AC Parma, meninggalkan utang sampai 218 juta Euro.

Pengadilan Italia memutuskan Parma harus bermain di Serie D, kasta keempat di Italia. Tanzi sendiri, karena kelalaiannya untuk sejumlah urusan keuangan, kemudian dipenjara 18 tahun.

Musim 2015, dengan nama baru Parma Calcio 1913 dan back-up financial dari Raja Pasta Guido Barilla serta dan Presiden klub Nevio Scala, mereka memulai petualangan di Serie D dengan pelatih Luigi Apolloni.

Serie D adalah level amatir, dan Parma ‘berkuasa’, menjadi juara setelah mendapatkan 94 angka dari 38 laga dengan rekor 28 kemenangan beruntun. Dari sini, Parma promosi ke liga professional, Lega Pro, setara dengan Serie C.


Musim 2016-2017 ini, milyarder China, Jiang Lizhang – yang juga pemilik klub Granada Spanyol, menyuntikan dana dan ini lebih menggairahkan Parma. Dia lalu menunjuk Hernan Crespo sebagai Wakil Presiden klub.

Masuk pula pelatih Roberto D’Aversa, menggantikan kursi Apolloni. D’Aversa sukses membawa Parma menjadi runner-up Grup B Lega Pro (Serie C), di bawah Venezia yang ditukangi Pippo Inzaghi. Tiket promosi ke Serie B mereka dapatkan setelah mengalahkan Alessandria dalam play-off di stadion kebanggaan mereka, Artemio Franchi.

Dan kini, musim 2017-2018 di Serie B, Parma terus bersinar. Mereka sementara menghuni peringkat ke-2 klasemen sementara dan persentase potensi untuk promosi ke Serie A kian besar.


Ini benar-benar perjalanan yang epic yang dimunculkan Parma. Padahal, kalau melihat materi mereka, sebagian besar diisi pemain-pemain tua di atas 34 tahun. Misalnya Alessandro Lucarelli, 39 tahun; ada juga Emanuele Calaio, 35 tahun.

“Tapi mereka total, memberikan segala yang terbaik untuk tim. Terima kasih, saya bangga dengan pemain-pemain saya,” ujar D’Aversa, seperti dikutip Gazzette.

SUMBER

Sunday, April 15, 2018

Hukuman Marquez Berubah! Sebenarnya Penalti Ride Through, Kenapa Jadi Penalti 30 Detik?

Race Director MotoGP, Mike Webb mengungkapkan fakta bahwa sempat ada perubahan hukuman yang diterima Marc Marquez atas insidennya dengan Valentino Rossi. Sebenarnya hukuman untuk The Baby Alien adalah Ride Through Penalty, namun berubah menjadi penalti 30 detik. Kenapa?
Seperti yang dilansir Bolasport.com, Mike Webb menceritakan tentang hukuman yang diterima Marquez saat melakoni balapan di MotoGP Argentina 2018. Ketika itu Marquez mendapatkan sanksi penalti ride-through, penalti turun satu posisi, ditambah penalti 30 detik.
Hukuman pertama didapat karena Marquez tidak start dari pitlane setelah motornya mati. Kemudian hukuman kedua dan ketiga dijatuhkan pada Marquez karena melakukan manuver agresif yang membahayakan rider lain.
Hanya saja Mike Webb menjelaskan jika hukuman ketiga yang dijatuhkan untuk Marquez, sebenarnya penalti ride-through bukannya penalti 30 detik. Hingga akhirnya Race Direction mengubah bentuk hukuman itu, karena terjadi ketika balapan akan selesai.
“Seperti yang saya katakan bahwa dalam setiap kasus, penalti diberikan sesuai dengan pelanggarannya. Ride-through karena melawan arus saat start, turun satu posisi dan ride-through karena membahayakan pebalap lain hingga berbenturan. Karena pada lap terakhir, tidak mungkin meminta pebalap untuk mengendarai motornya dengan lambat di pitlane” ungkap Mike Webb, seperti yang dilansir Bolasport.com.
Mike Web mengatakan karena insiden dengan Rossi terjadi di lap-lap terakhir, akhirnya Marquez tidak dijatuhkan hukuman untuk kembali masuk pitlane tapi diganti dengan penalti 30 detik. Dengan fakta bahwa hukuman Marquez ternyata sempat mengalami perubahan, bagaimana menurut Anda?

Sama-Sama Agresif! Apa Bedanya Marquez dengan Simoncelli?



Setelah MotoGP Argentina 2018, gaya balap Marc Marquez kembali menjadi sorotan. Pasalnya dalam seri tersebut, rider Spanyol itu dua kali melakukan senggolan yang akhirnya berbuah sanksi. Uniknya aksi Marquez ini langsung mengingatkan pencinta MotoGP pada sosok Marco Simoncelli.

Seperti yang dilansir Detik.com, Simoncelli tewas di Sepang Malaysia tahun 2011 dalam sebuah insiden tragis. Setelah terjatuh dari motornya pada lap kedua, Simoncelli kemudian dihantam rider lain yang berada di belakangnya.

Antara Simoncelli dan Marquez memang bisa dibilang mempunyai gaya balap yang hampir mirip. Sama-sama memiliki agresifitas, keduanya juga sering mendapatkan kritikan dari rider lain di atas aksinya di atas lintasan.

Selain gaya balapnya, sikap yang tidak pantang menyerah hingga lap terakhir adalah satu kesamaan lainnya yang dimiliki Simoncelli dan Marquez. Keberanian keduanya dalam bermanuver di tikungan, menjadi senjata andalan di setiap seri MotoGP.

Hanya saja bedanya dari segi mengatasi kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan di tikungan, Marquez mungkin masih lebih baik dari Simoncelli. Hal itu terbukti di MotoGP 2017 lalu, beberapa kali Marquez sukses menjaga keseimbangan motornya walaupun hampir terjatuh di tikungan.

Sementara itu Simoncelli harus menerima kenyataan pahit yang gagal menjaga keseimbangan motornya, sehingga mengalami kecelakaan di Sepang 2011 silam. Dengan kedua gaya balap rider ini, bagaimana menurut Anda?

Dovizioso Sebut Insiden di MotoGP Argentina Mutlak Kesalahan Marquez



Seri kedua MotoGP 2018 yang berlangsung di Sirkuit Termas de Rio Hondo telah selesai dilaksanakan pada Senin 9 April 2018 dini hari WIB. Meski begitu, drama-drama yang terjadi di balapan tersebut masih terngiang-ngiang di beberapa pembalap dan penikmat MotoGP. Bahkan, pembalap Tim Ducati Corse, Andrea Dovizioso, ikut mengomentari aksi Marc Marquez (Tim Repsol Honda) yang menjadi pusat perhatian di balapan tersebut.

Di grand prix (GP) Argentina memang diwarnai berbagai drama yang menitik pusatkan ke Marquez. Pasalnya, pembalap berpaspor Spanyol itu, kerap kali membuat masalah saat balapan berlangsung.

Hal pertama yang terjadi adalah ketika motor RC213V milik Marquez mati sesaat sebelum dimulainya balapan. Karena hal itu, pihak penyelenggara MotoGP pun menyuruhnya untuk memulai balapan dari pit lane. Akan tetapi, Marquez tetap ngeyel dan melakukan start dari grid.

Kemudian, pada lap kesembilan, Marquez hampir mengalami insiden dengan rider Aprilia Gresini, Aleix Espargaro, saat ingin menyalip pembalap tersebut. Beruntung bagi Espargaro karena mampu mengendalikan motornya sehingga hanya membuatnya sedikit melebar dari lintasan.

Titik puncak permasalahan yang dibuat Marquez adalah ketika dirinya menyenggol Valentino Rossi (Movistar Yamaha) saat balapan memasuki lap ke-20. Lantas, akibat senggolan itu, Rossi pun harus terempas dari motornya. Meski begitu, Rossi tetap berhasil mencapai garis finis walaupun berada di urutan ke-19.

Berdasarkan perbuatan Marquez itu, Dovizioso pun menyampaikan pendapatnya. Menurut pembalap Ducati itu, insiden-insiden yang mewarnai balapan di GP Argentina adalah mutlak kesalahan Marquez. Meski begitu, ia tidak ingin menjabarkan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

“Hampir semua yang dilakukan Marc (Marquez) merupakan kesalahan (terkait insiden di GP Argentina). Dia memiliki dua kesempatan untuk mengantisipasi permasalahan yang ada, baik ketika hujan dan saat sudah kering,” ucap Dovizioso, mengutip dari laman resmi MotoGP, Kamis (12/4/2018).

“Saya tidak tahu apa yang terjadi, seperti mengapa dia mematikan mesin motor ketika balapan ingin dimulai? Tetapi, semuanya kegilaan yang terjadi selama balapan, berawal dari kesalahannya tersebut,” tutup pembalap berkebangsaan Italia itu.

6 Fakta Menyentuh Mohamed Salah yang Jarang Diketahui, Tanah Suci Umat Muslim jadi Nama Anaknya

"Mo Sa-la-la-la-lah, Mo Sa-la-la-la-lah, if he's good enough for you, he's good enough for me, if he scores another few, then I'll be Muslim too,"
Demikianlah Liverpudlian, atau fans Liverpool, menyanyi, ketika Mohamed Salah, pemain jagoan mereka, mencetak gol.
Artinya kira-kira : Mo Salah, Mo Salah, bila dia cukup bagus bagimu, maka dia cukup bagus pula untukku, bila dia mencetak gol lagi, maka aku akan menjadi muslim pula.
Mohamed Salah (orang Inggris kerap menyingkat nama Mohamed menjadi Mo) memang menjadi pemain fenomenal di Liga Inggris musim ini.
Dia berpeluang besar menjadi pemain terbaik Liga Inggris musim ini.
Torehannya sungguh mengesankan.
Satu gol terbaru yang ia cetak ke gawang Bournemouth, Sabtu (14/4/2018) malam, membuat dia mencetak 40 gol di semua kompetisi untuk Liverpool.
Angka yang hanya bisa disamapi oleh legenda Liverpool, Ian Rush dan Roger Hunt.
Nah, banyak berita soal Salah, dan ada beberapa hal soal sisi luar lapangan, yang tak diketahui publik.
Termasuk soal kehidupannya sebagai seorang muslim taat.
Berikut 5 fakta unik soal Mo Salah, dikutip dari Sportskeeda :
1. Milik Semua Orang
Banyak pesepakbola dunia membuat pernikahan mereka seperti selebritis ; serba rahasia dan tertutup.
Lionel Messi misalnya.
Pernikahannya supermewah, tapi dia hanya mengundang orang-orang tertentu.
Yang keterlaluan, beberapa kerabat dekat mengeluh, karena tak diundangnya!
Tapi Mohamed Salah Ghali, nama lengkapnya, sungguh berbeda dan unik.
Untuk menunjukkan dia milik bangsa Mesir, da membuka lebar-lebar pintu pesta pernikahannya.
Semua orang di kampungnya, bisa masuk dan makan di sana.
Mereka yang datang pun beragam, mulai rakyat jelata, sampai penyanyi terkenal di Mesir!
Salah menikahi pujaan hatinya, Magi, pada 2013.
2. Makka
Salah dan Makka
Sudah jadi rahasia umum, Mohamed Salah adalah seorang muslim taat.
Cintanya kepada religi, kadang diekspresikan dengan bersujud setelah mencetak gol.
Nah, satu bentuk cinta lainnya kepada Islam, agama yang dia peluk, adalah pilihan nama pada anaknya.
Anaknya bernama Makka, atau Mekkah, tanah suci bagi umat Islam di Arab Saudi.
3. Kontroversi
Kontroversi di Swiss
Tak cukup mudah menjadi seorang muslim di Eropa.
Mo Salah pernah dihujani kritik oleh warga Mesir, setelah dia diundang jadi bintang tamu sebuah acara televisi di Swiss.
Saat itu Salah masih bermain di Liga Swiss, bersama FC Basel.
Salah menerima penghargaan sebagai pemain terbaik Liga Swiss.
Di acara itu, dia mendapat kecupan dari presenter wanita cantik.
Dia pun dihujani kritik di Mesir, menganggap bahwa hal itu tak pantas dilakukan seorang muslim.
Salah pun mengeluh : "Mereka lupa penghargaan yang saya terima, dan malah fokus ke momen ciuman,"
"Di Swiss, semua orang menghormatiku, sementara di kampung halaman, aku malah dicerca," ujar Salah.
Menurut Salah, dia hanya menghormati budaya bangsa lain, di mana dia akan dianggap tidak sopan bila tiba-tiba menolak untuk dikecup oleh si presenter.
4. Tentara
Mo Salah (kanan) dalam seragam militer
Tahukah anda, Salah pernah nyaris jadi tentara di Mesir.
Mesir adalah negara yang menerapkan wajib militer.
Semua orang harus bertugas jadi tentara, kecuali beberapa profesi yang menjadikan lolos dari program wamil ini.
Termasuk pesepakbola.
Nah, saat didatangkan Chelsea dari FC Basel, status Salah tak jelas.
Ujung-ujungnya, dia tak masuk dalam daftar warga negara yang bebas wamil.
Pejabat asosiasi sepakbola Mesir, Ahmed Hassan, kemudian membantu situasi Salah, dan memasukkan nama Salah sebagai pesepakbola yang bekerja di Inggris.
Salah pun terbebas dari tugas wamil.
5. Super Cepat
Mohamed Salah dikenal sebagai pemain yang sangat cepat.
Pemain Real Madrid, Raphael Varane tak malu mengakuinya.
Ia pernah bertugas menjaga Salah saat Madrid bersua AS Roma.
Dia kerap kewalahan mengimbangi lari Salah.
Padaal, Varane dikenal sebagai pemain tercepat di Madrid, mengalahkan Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo!
6. Menangis Meski Menang
Dikutip dari situs resmi AS Roma, Mohamed Salah sejatinya mengawali karir sebagai bek sayap.
Dia memulai karir sebagai pesepakbola muda di klub El Mokawloon.
Da kerap memohon ke pelatih, agar diberi kesempatan bermain sebagai penyerang, bukannya bek sayap.
Pernah, timnya menang 4-0 dan Salah ikut bermain.
Bukannya merayakan, dia malah menangis.
Dia sedih, karena tak ikut mencetak gol.
BACA SUMBER